Skip to main content

[ Penelitian Kualitaif ] : Etnografi

Etnografi berasal dari kata ‘etnos’ yang berarti ‘orang’, ‘kelompok budaya’, atau ‘budaya’.
Menurut Raco (2010), etnografi bertujuan untuk mencari pemahaman tentang suatu budaya. Peneliti yang ingin memahami budaya suatu kelompok masyarakat harus meluangkan waktu yang cukup, tinggal bersama masyarakat tersebut. Makna suatu budaya hanya dapat dipahami dengan berada dalam komunitas tersebut. Hal tersebut dilakukan menurut asumsi bahwa manusia yang tinggal bersama dalam kurun waktu yang agak lama akan membentuk budaya.
Peneliti yang menggunakan pendekatan etnografi melakukan wawancara dengan seseorang yang paling paham soal budaya yang akan diteliti, atau biasa disebut key informant (Qualitative Research Design n.d.). Data dapat dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Sebagaimana studi fenomenologi, peneliti menggunakan pendekatan etnografi harus menyingkirkan asumsi/keyakinan/pengalaman pribadi dan mencoba untuk memahami perilaku sehari-hari individu/sekelompok individu sebagai seseorang yang hidup di tengah-tengah mereka. Pengumpulan dan analisis data dilakukan secara simultan, karena studi etnografi bertujuan untuk mengembangkan teori terhadap suatu budaya. Pendekatan ini biasa digunakan para ilmuan antropologi untuk mempelajari dan memahami manusia di seluruh dunia.

Seorang peneliti melaksanakan studi etnografi ketika penelitian terhadap suatu kelompok dapat memberikan pemahaman yang lebih luas mengenai suatu masalah (Creswell 2012). Creswell memberikan contoh bahwa etnografi dapat menyajikan gambaran yang detail suatu kejadian hari—demi–hari, misal dalam kegiatan memilih kepala sekolah yang baru seperti yang dikemukakan oleh Wollcot. Kurnia (2007) bahkan menceritakan secara lebih studi mengenai “proses wawancara” dalam pemilihan kepala sekolah baru tersebut. Studi tersebut menggunakan pendekatan etnografi – yang dalam proses pengumpulan data dengan cara mengumpulkan berbagai dokumen, melakukan observasi, dan wawancara. Detail mengenai keberadaan Komite Penyeleksi Kepala Sekolah dan berbagai proses yang menyertainya dijelaskan sebagai penjelasan pembuka dalam studi ini. Selanjutnya, penulis membahas tentang isu-isu prosedur seperti tempat asal kandidat terpilih beserta perilaku mereka di berbagai sesi wawancara seleksi. Deskripsi para kandidat juga diuraikan, tapi peneliti memfokuskan analisisnya pada cara kerja dan pengembangan tiga tema: ketidakprofesionalan pengetahuan terhadap peran yang seharusnya dilakukan, penghargaan terhadap personalitas individual, dan kecenderungan kea rah “reduksi-varietas” perilaku. Melalui studi ini, Wollcot hendak menjelaskan dan meyakinkan pembaca untuk mengenali keberagaman budaya – yang dalam studi ini menjelaskan  budaya/kultur sebuah sekolah menyelenggarakan kegiatan pemilihan kepala sekolah.
Karakteristik Etnografi
Creswell (2015) menyebutkan beberapa ciri utama kajian etnografi sebagai berikut.
1.  Fokus kajian etnografi adalah pengembangan deskripsi yang kompleks dan lengkap tentang kebudayaan dari kelompok, yaitu kelompok berkebudayaan-sama. Namun demikian, etnografi bukanlah studi tentang kebudayaan. Tetapi studi tentang perilaku sosial dari kelompok masyarakat yang dapat diidentifikasi.
2.      Dalam etnografi, peneliti mencari pola dari sekelompok orang/organisasi yang diteliti.
3.    Kelompok tersebut telah berinteraksi dalam waktu yang cukup lama hingga telah membangun pola kerja yang jelas
4.   Teori memiliki peran penting dalam studi etnografi yakni berfungsi untuk memfokuskan perhatian peneliti.
5.    Peneliti harus terlibat dalam ‘kerja lapangan’ yang lama agar dapat menggunakan teori tersebut dan menemukan pola dari kelompok yang bersangukutan.
6.    Peneliti memperoleh penafsiran kebudayaan yang menyeluruh melalui analisis data yang “bersandar pada pandangan dari para partisipan sebagai perspektif emis insider dan melaporkannya dalam kutipan verbatim, dan kemudian menyintesis data tersebut, menyaringnya melalui perspektif ilmiah etis”.
7.      Hasil dari analisis tersebut diharapkan mampu memberikan pemahaman tentang bagaimana kelompok yang bersangkutan hidup dan menjalankan fungsinya di tengah masyarakat.

Prosedur Studi Etnografi
Dalam melaksanakan studi etnografi, agar peneliti memproleh kesimpulan yang tepat, tentu harus melalui prosedur yang benar. Creswell (2012) memberikan penjelasan bahwa langkah-langkah melaksanakan studi etnografi adalah sebagai berikut.
Pertama, identifikasi dengan baik dan cermat apakah permasalahan yang diangkat memang tepat menggunakan metode etnografi? Selanjutnya tentukan tipe studi etnografi mana yang tepat. Kedua, diskusikan penelitian yang akan dilaksanakan dengan instutusi penyelenggara penelitian terkait (kampus/lembaga/dll) hingga memperoleh persetujuan. Tugas penting yang lain adalah memohon izin dan meyakinkan kelompok yang akan diteliti untuk menerima peneliti dengan memberikan garansi seperti; tidak mengganggu lingkungan sekitar kelompok yang bersangkutan,  akan memgikuti aturan etnis yang telah ditetapkan, menjaga kerahasiaan dan anonimitas, dan menyampaikan tujuan penelitian kepada seluruh partisipan yang terlibat. Ketiga, gunakan prosedur pengumpulan data yang tepat. Prosedur disesuaikan dengan tipe penelitian etnografi yang dipilih. Keempat, analisis dan interpretasi data disesuaikan pula dengan tipe studi etnografi. Terakhir, tulis laporan secara konsisten. Dalam menulis, objektivitas tetap menjadi perhatian penting, tetapi sudut pandang peneliti tetap terjaga di latar belakang dan bagian diskusi yang berada di akhir tulisan.

Secara tidak langsung, peneliti yang menerapkan metode etnografi dituntut memiliki pemahaman tentang antropologi kebudayaan, makna dari ssitem sosial-budaya, dan konsep yang biasanya dieksplorasi oleh mereka yang mempelajari kebudayaan. Karena studi dilakukukan secara mendalam dan data yang dikumpulkan sangat banyak, maka peneliti memerlukan waktu yang lama di lapangan. Mayoritas penulisan narasi etnografi menggunakan pendekatan literer – hampir seperti penutur cerita sehingga menjadi tantangan bagi para peneliti yang terbiasa dengan pendekatan tradisional dalam penulisan ilmiah. Cresswell (2015) memprediksi bahwa dalam kondisi seperti ini, “peneliti akan ‘menjadi pribumi’ dan tidak mampu menyempurnakan atau terancam gagal dalam studi tersebut”. Hal ini hanyalah salah satu diantara berbagai persoalan konpleks di lapangan. Peneliti harus menyadari bahwa ketika memutuskan menggunakan metode ini – etnografi, penelitia siap akan berbagai tantangan dan konsekuensi yang akan diperoleh.

Daftar Pustaka
Creswell, John W. 2012. Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. 4th. Boston: Pearson Education, Inc.
—. 2015. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kurnia, Septiawan Santana. 2007. Menulis Ilmiah Metode Kualitatif. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
n.d. "Qualitative Research Design." 171-184. Accessed 12 2, 2018. http://health.prenhall.com/nieswiadomy/pdf/NIESWIADOMY10.pdf.
Raco, J. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif: jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.



Comments

Popular posts from this blog

[ Penelitian Kualitatif ] : Grounded Theory

Menurut Corbin dan Strauss (Creswell 2015) , “jika riset naratif berfokus pada cerita individual yang dituturkan oleh para partisipan, dan fenomenologi menekankan pengalaman yang sama pada sejumlah individu, tujuan dari studi grounded theory adalah untuk bergerak ke luar dari deskripsi dan untuk memunculkan atau menemukan teori”.  Secara ringkas, grounded-theory merupakan salah satu “metode kualitatif yang bertujuan menemukan teori baru” (Raco 2010) . Akan tetapi, dalam pengembangan teori didasarkan pada data empiris (data hasil penelitian terhadap para partisipan), tidak hanya teori secara deduktif logis (Muhadjir dalam Pastowo 2012). Kajian dengan pendekatan grounded theory bertujuan untuk memunculkan teori (lengkap dengan diagram dan hipotesis) tentang aksi, interaksi, atau proses dengan saling menghubungkan kategori informasi berdasarkan pada data yang dikumpulkan dari individu. Karakteristik Kajian dengan Pendekatan Grounded Theory Menurut beberapa peneliti (Prastowo 20

[ Penelitian Kualitatif ] : Penelitian Tindakan Kelas

Saat ini, perbaikan kualitas dan pengembangan praktik di bidang pendidikan menjadi fokus perhatian di berbagai negara, termasuk Indonesia. Kurikulum dan regulasi terus dikaji dan diperbaiki guna mewujudkan cita-cita/tujuan pendidikan secara evektif dan efisien. Banyak upaya yang telah dilakukan seperti mengimplementasikan kurikulum yang berusaha memenuhi tuntutan kemajuan di masa depan, meningkatkan profesionalisme guru, dan merancang pembelajaran dengan iklim yang kreatif dan inovatif. Salah satu upaya yang tidak ketinggalan untuk diimplementasikan adalah pemanfaatan hasil-hasil penelitian untuk pengampilan kebijakan pendidikan, serta yang lebih mikro adalah untuk perbaikan pembelajaran. Hal ini dikemukakan oleh Dantes (2012) , yang kemudian mengenalkan pendekatan RDD ( Research à Development à Dissemination ) yang biasa digunakan dalam penelitian untuk kepentingan pendidikan. Akan tetapi, selanjutnya Dantes memberikan penyadaran bahwa penelitian tidak begitu saja dapat secara l

[ Penelitian Kualitatif ] : Studi Kasus

Studi kasus merupakan salah satu metode penelitian kualitatif yang dikenalkan oleh John Creswell (Raco 2010) . Jelasnya, studi kasus merupakan suatu hasil eksplorasi dari sistem-sistem yang terkait ( bounded system ) atau kasus. Dengan demikian, penelitian dengan metode ini bermaksud hendak mendalami suatu kasus tertentu secara keseluruhan dengan melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi agar dapat ditentukan kekhususannya. Kasus yang dipelajari dalam penelitian dengan pendekatan studi kasus dapat berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu, serta dibatasi waktu dan tempat (Rahmat 2009) . Untuk selanjutnya, penelitian inni diharapkan dapat membantu pribadi, masyarakat, komunitas, atau bahkan negara untuk memahami dan mengatasi masalah yang sedang dihadapi atau yang akan dihadapi. Studi kasus dapat berbentuk eksploratif, deskriptif, dan eksplanatori. Studi kasus eksploratif biasanya bertujuan untuk menentukan hipotesis dengan terlebih dahulu mencari tahu secara mendalam t